RSS Subscribe

healhty life

Hi, I am your doctor

I am not really sure how I got interested in medicine. But is has been my calling.

What greater gift than the love of a cat

Just watching my cats can make me happy. No matter how much cats fight, there always seem to be plenty of my kittens.

The ocean is where I belong

Salt in the air. Sand in my hair. Life is better in the beach.

Healthy's the new sexy

Love yourself enough to live a healthy lifestyle.

I am a chef in my kitchen kingdom

'Chef' doesn't mean that you're the best cook, it simply means 'boss.'

Senin, 07 Juni 2010

TINJAUAN TETANG ADVERSE EVENTS

Layanan kedokteran adalah suatu sistem yang kompleks dengan sifat hubungan antar komponen yang ketat (complex and tightly coupled), khususnya di ruang gawat darurat, ruang bedah dan ruang rawat intensif. Sistem yang kompleks umumnya ditandai dengan spesialisasi dan interdependensi. Dalam suatu sistem yang kompleks, satu komponen dapat berinteraksi dengan banyak komponen lain, kadang dengan cara yang tak terduga atau tak terlihat. Semakin kompleks dan ketat suatu sistem akan semakin mudah terjadi kecelakaan (prone to accident), oleh karena itu praktik kedokteran haruslah dilakukan dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi.

Setiap tindakan medis mengandung risiko buruk, sehingga harus dilakukan tindakan pencegahan ataupun tindakan mereduksi risiko. Namun demikian sebagian besar diantaranya tetap dapat dilakukan oleh karena risiko tersebut dapat diterima (acceptable) sesuai dengan “state-of-the-art” ilmu dan teknologi kedokteran.

Risiko yang dapat diterima adalah risiko-risiko sebagai berikut:
1. Risiko yang derajat probabilitas dan keparahannya cukup kecil, dapat diantisipasi, diperhitungkan atau dapat dikendalikan, misalnya efek samping obat, perdarahan dan infeksi pada pembedahan, dll.
2. Risiko yang derajat probabilitas dan keparahannya besar pada keadaan tertentu, yaitu apabila tindakan medis yang berrisiko tersebut harus dilakukan karena merupakan satu-satunya cara yang harus ditempuh (the only way), terutama dalam keadaan gawat darurat.

Kedua jenis risiko di atas apabila terjadi bukan menjadi tanggung-jawab dokter sepanjang telah diinformasikan kepada pasien dan telah disetujui (volenti non fit injuria). Pada situasi seperti inilah manfaat pelaksanaan informed consent.

Dengan adverse events diartikan sebagai setiap cedera yang lebih disebabkan karena manajemen kedokteran daripada akibat penyakitnya, sedangkan adverse event yang disebabkan suatu error adalah bagian dari preventable adverse events. Error sendiri diartikan sebagai kegagalan melaksanakan suatu rencana tindakan (error of execution; lapses dan slips) atau penggunaan rencana tindakan yang salah dalam mencapai tujuan tertentu (error of planning; mistakes). Di dalam kedokteran, semua error dianggap serius karena dapat membahayakan pasien.

Suatu hasil yang tidak diharapkan di bidang medik sebenarnya dapat diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu (lihat bagan 1):
a. Hasil dari suatu perjalanan penyakitnya sendiri, tidak berhubungan dengan tindakan medis yang dilakukan dokter.
b. Hasil dari suatu risiko yang tak dapat dihindari, yaitu risiko yang tak dapat diketahui sebelumnya (unforeseeable); atau risiko yang meskipun telah diketahui sebelumnya (foreseeable) tetapi dianggap acceptable, sebagaimana telah diuraikan di atas.
c. Hasil dari suatu kelalaian medik.
d. Hasil dari suatu kesengajaan.

Guna menilai bagaimana kontribusi manusia dalam suatu error dan dampaknya, perlu dipahami perbedaan antara active errors dan latent errors. Active errors terjadi pada tingkat operator garis depan dan dampaknya segera dirasakan, sedangkan latent errors cenderung berada di luar kendali operator garis depan, seperti desain buruk, instalasi yang tidak tepat, pemeliharaan yang buruk, kesalahan keputusan manajemen, dan struktur organisasi yang buruk (lihat bagan 2).

Latent error merupakan ancaman besar bagi keselamatan (safety) dalam suatu sistem yang kompleks, oleh karena sering tidak terdeteksi dan dapat mengakibatkan berbagai jenis active errors. Sebagai contoh adalah sistem pendidikan dokter spesialis yang mahal, pembolehan dokter bekerja pada “banyak” rumah sakit, tidak adanya sistem yang menjaga akuntabilitas profesi (lihat pula bagan di bawah) adalah latent errors yang tidak terasa sebagai error, namun sebenarnya merupakan akar dari kesalahan manajemen yang telah banyak menimbulkan unsafe conditions dalam praktek kedokteran di lapangan. Bila satu saat unsafe conditions ini bertemu dengan suatu unsafe act (active error), maka terjadilah accident. Dalam hal ini perlu kita pahami bahwa penyebab suatu accident bukanlah single factor melainkan multiple factors.
Umumnya kita merespons suatu error dengan berfokus pada active error-nya dengan memberikan hukuman kepada individu pelakunya, retraining dan lain-lain yang bertujuan untuk mencegah berulangnya active errors. Meskipun hukuman seringkali bermanfaat pada kasus tertentu (pada mistakes yang timbul karena kesengajaan), namun sebenarnya tidak cukup efektif. Memfokuskan perhatian kepada active errors akan membiarkan latent errors tetap ada di dalam sistem, atau bahkan mungkin akan terakumulasi, sehingga sistem tersebut semakin mungkin mengalami kegagalan di kemudian hari.

Pendapat yang mengatakan bahwa kecelakaan dapat dicegah dengan desain organisasi dan manajemen yang baik akhir-akhir ini sangat dipercaya kebenarannya. Konsep safety (dalam hal ini patient safety), yang pada mulanya diberlakukan di dalam dunia penerbangan, akhir-akhir ini diterapkan oleh Institute of Medicine di Amerika (dan institusi serupa di negara-negara lain). Keselamatan pasien diartikan sebagai penghindaran, pencegahan dan perbaikan terjadinya adverse events atau freedom from accidental injury. Keselamatan tidak terdapat pada diri individu, peralatan ataupun bagian (departemen, unit), melainkan muncul dari interaksi komponen-komponen dalam sistem. Berasal dari pemahaman ini muncullah konsep human factors yang mempelajari hubungan antar manusia, peralatan yang mereka gunakan dan lingkungan dimana mereka hidup dan bekerja.







Kohn LT, Corrigan JM and Donaldson MS. To err is human, building a safer health system. Washington DC: National Academy Press, 2000, p58-60


POST BY http://www.freewebs.com/pencegahanberperspektifpasien

Jumat, 04 Juni 2010

DEMENSIA

Demensia ialah kondisi keruntuhan kemampuan intelek yang progresif setelah mencapai pertumbuhan & perkembangan tertinggi (umur 15 tahun) karena gangguan otak organik, diikuti keruntuhan perilaku dan kepribadian, dimanifestasikan dalam bentuk gangguan fungsi kognitif seperti memori, orientasi, rasa hati dan pembentukan pikiran konseptual. Biasanya kondisi ini tidak reversibel, sebaliknya progresif. Diagnosis dilaksanakan dengan pemeriksaan klinis, laboratorlum dan pemeriksaan pencitraan (imaging), dimaksudkan untuk mencari penyebab yang bisa diobati. Pengobatan biasanya hanya suportif. Zat penghambat kolines terasa (Cholinesterase inhibitors) bisa memperbaiki fungsi kognitif untuk sementara, dan membuat beberapa obat antipsikotika lebih efektif daripada hanya dengan satu macam obat saja.

Demensia bisa terjadi pada setiap umur, tetapi lebih banyak pada lanjut usia (l.k 5% untuk rentang umur 65-74 tahun dan 40% bagi yang berumur >85 tahun). Kebanyakan mereka dirawat dalam panti dan menempati sejumlah 50% tempat tidur.


Etiologi dan klasifikasi


* Menurut Umur:
1. Demensia senilis (>65th)
2. Demensia prasenilis (<65th) * Menurut perjalanan penyakit:
• Reversibel
• Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit B Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.
* Menurut kerusakan struktur otak

Tipe Alzheimer
1. Tipe non-Alzheimer
2. Demensia vaskular
3. Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia)
4. Demensia Lobus frontal-temporal
5. Demensia terkait dengan SIDA(HIV-AIDS)
6. Morbus Parkinson
7. Morbus Huntington
8. Morbus Pick
9. Morbus Jakob-Creutzfeldt
10. Sindrom Gerstmann-Sträussler-Scheinker
11. Prion disease
12. Palsi Supranuklear progresif
13. Multiple sklerosis
14. Neurosifilis
15. Tipe campuran
* Menurut sifat klinis:
o Demensia proprius
o Pseudo-demensia

Tanda dan gejala

* Seluruh jajaran fungsi kognitif rusak.
* Awalnya gangguan daya ingat jangka pendek.
* Gangguan kepribadian dan perilaku, mood swings
* Defisit neurologik motor & fokal
* Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang
* Gangguan psikotik: halusinasi, ilusi, waham & paranoia
* Agnosia, apraxia, afasia
* ADL (Activities of Daily Living)susah
* Kesulitan mengatur penggunaan keuangan
* Tidak bisa pulang ke rumah bila bepergian
* Lupa meletakkan barang penting
* Sulit mandi, makan, berpakaian, toileting
* Pasien bisa berjalan jauh dari rumah dan tak bisa pulang
* Mudah terjatuh, keseimbangan buruk
* Akhirnya lumpuh, inkontinensia urine & alvi
* Tak dapat makan dan menelan
* Koma dan kematian

Diagnosis
Diagnosis difokuskan pada 3 hal:

* Pembedaan antara delirium dan demensia
* Bagian otak yang terkena
* Penyebab yang potensial reversibel
* Perlu pembedaan dan depresi (ini bisa diobati relatif mudah)
* Pemeriksaan untuk mengingat 3 benda yg disebut
* Mengelompokkan benda, hewan dan alat dengan susah payah
* Pemeriksaan laboratonium, pemeriksaan EEC
* Pencitraan otak amat penting CT atau MRI


Terapi

Pertama perlu diperhatikan keselamatan pasien, lingkungan dibuat senyaman mungkin, dan bantuan pengasuh perlu.

* Koridor tempat jalan, tangga, meja kursi tempat barang keperkuannya
* Tidak diperbolehkan memindahkan mobil dsb.
* Diberi keperluan yang mudah dilihat, penerangan lampu terang, jam dinding besar, tanggalan yang angkanya besar

Behavioural and Psychological Symptoms of Dementia (BPSD)
BPSD perlu dibahas di sini karena merupakan satu akibat yang merepotkan bagi pengasuh dan membuat payah bagi sang pasien karena ulahnya yang amat mengganggu:
Behavioural

Gangguan perilaku
* agitasi
* hiperaktif
* Keluyuran
o Perilaku yang tak adekuat
o Abulia kognitif
o Agresi
+ verbal, teriak
+ fisik
* Gangguan nafsu makan
o Gangguan ritme diurnal
+ Tidur/bangun
o Perilaku tak sopan (social)
+ Perilaku sexual tak sopan
+ Deviasi sexual
+ Piromania

Psychological
* Gangguan afektif
o Anxietas
o lritabilitas
o Gejala depresif.
o Depresi berat
* Labilitas emosional
o Apati
o Sindrom waham & salah-identifikasi
+ Orang menyembunyikan dan mencuri barangnya
+ paranoid, curiga
o Rumah lama dianggap bukan rumahnya
o Pasangan / pengasuh
+ Palsu
+ Tak setia
+ Menelantarkan pasien
+ Cemburu patologik
+ Keluarga/kenalan yang mati masih hidup
o Halusinasi
+ Visual
+ Auditorik
+ Olfaktoriik
+ Raba (haptik)

Faktor resiko yang sering menyebabkan lanjut usia terkena demensia adalah :
• usia,
• riwayat keluarga,
• jenis kelamin perempuan.

Perubahan karakteristik dari demensia adalah :
• Perubahan aktivitas sehari-hari,
• Gangguan kognitif(gangguan daya ingat,bahasa,fungsi visuospasial),
• Perubahan perilaku dan psikis(Behavior-Psycological Changes).

Demensia merupakan suatu penyakit degeneratif primer pada susunan sistem saraf pusat dan merupakan penyakit vaskuler. Di sini akan dibedakan gangguan pada kortikal dan subkortikal.


Kortikal :

- Alzheimer,
- Creutzfedz – jacob,
- Pick disease,
- Afasia, agnosia dan apraksia.


Subkortikal :

- Huntington disease,
- Parkinson disease,
- Hidrosefalus,
- Demensia multiinfark.


Kriteria derajat demensia :

• RINGAN : walaupun terdapat gangguan berat daya kerja dan aktivitas sosial, kapasitas untuk hidup mandiri tetap dengan higiene personal cukup dan penilaian umum yang baik.
• SEDANG : hidup mandiri berbahaya diperlukan berbagai tingkat suportivitas.
• BERAT : aktivitas kehidupan sehari-hari terganggu sehingga tidak berkesinambungan, inkoherensi.

Demensia dapat digolongkan beberapa bentuk yaitu :


A. Demensia Tipe Alzheimer


Dari semua pasien dengan demensia, 50 – 60 % memiliki demensia tipe ini. Orang yang pertama kali mendefinisikan penyakit ini adalah Alois Alzheimer sekitar tahun 1910. Demensia ini ditandai dengan gejala :
• Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif,
• Daya ingat terganggu, ditemukan adanya : afasia, apraksia, agnosia, gangguan fungsi eksekutif,
• Tidak mampu mempelajari / mengingat informasi baru,
• Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, kecurigaan),
• Kehilangan inisiatif.

Faktor resiko penyakit Alzheimer :
• Riwayat demensia dalam keluarga
• Sindrom down
• Umur lanjut
• Apolipoprotein, E4

Faktor yang memberikan perlindungan terhadap alzheimer :
• Apolipoprotein E, alele 2,
• Antioxidans,
• Penggunaan estrogen pasca menopause, (pada demensia tipe ini lebih sering pada wanita daripada laki-laki)
• NSAID

Demensia pada penyakit Alzheimer belum diketahui secara pasti penyebabnya,walaupun pemeriksaan neuropatologi dan biokimiawi post mortem telah ditemukan lose selective neuron kolinergik yang strukturnya dan bentuk fungsinya juga terjadi perubahan.
• Pada makroskopik : penurunan volume gyrus pada lobus frontalis dan temporal.
• Pada mikroskopik : plak senilis dan serabut neurofibrilaris

Kerusakan dari neuron menyebabkan penurunan jumlah neurotransmiter. Hal ini sangat mempengaruhi aktifitas fisiologis otak.

Tiga neurotransmiter yang biasanya terganggu pada Alzheimer adalah asetilkolin, serotorin dan norepinefrin. Pada penyakit ini diperkirakan adanya interaksi antara genetic dan lingkungan yang merupakan factor pencetus. Selain itu dapat berupa trauma kepala dan rendahnya tingkat pendidikan.

Penyakit Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya deteorisasi intelektual :

Stadium I (amnesia)
• Berlangsung 2-4 tahun
• Amnesia menonjol
• Gangguan : - Diskalkulis
• Memori jangka penuh
• Perubahan emosi ringan
• Memori jangka panjang baik
• Keluarga biasanya tidak terganggu

Stadium II (Bingung)
• Berlangsung 2 – 10 tahun
• Kemunduran aspek fungsi luhur (apraksia, afasia, agnosia, disorientasi)
• Episode psikotik
• Agresif
• Salah mengenali keluarga

Stadium III (Akhir)
• Setelah 6 - 12 tahun
• Memori dan intelektual lebih terganggu
• Akinetik
• Membisu
• Inmontinensia urin dan alvi
• Gangguan berjalan

Pedoman diagnostik menurut WHO (ICD-X)
• Lupa kejadian yang baru saja dialami,
• Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari,
• Kesulitan dalam berbahasa,
• Diserorientasi waktu dan tempat,
• Tidak mampu membuat pertimbangan dan keputusan yang tepat,
• Kesulitan berpikir abstrak,
• Salah menaruh barang,
• Perubahan suasana hati,
• Perubahan perilaku / kepribadian,
• Kehilangan inisiatif.

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan / pencegahan hanya dalam bentuk paliatif yaitu : nutrisi tepat, latihan, pengawasan aktifitas, selain itu bisa diberikan obat Memantine (N-metil) 25 mg/hr, propanolol (InderalR), Holoperidol dan penghambatan dopamin potensi tinggi untuk kendali gangguan eprilaku akut. Selain itu bisa diberikan “Tracine Hydrocloride” (Inhibitor asetilkolinesterose kerja sentral) untuk gangguan kognitif dan fungsionalnya.

Pencegahan antara lain bagaimana cara kita lebih awal untuk mendeteksi AD (Alzheimer Disease) serta memperkirakan siapa yang mempunyai faktor resiko terkena penyakit ini sehingga dapat dicegah lebih awal. Pencegahan dapat juga berupa perubahan dari gaya hidup (diet, kegiatan olahraga, aktivitas mental)

Tujuan penanganan Alzheimer :
• Mempertahankan kualitas hidup yang normal
• Memperlambat perburukan
• Membantu keluarga yang merawat dengan memberi informasi yang tepat
• Menghadapi kenyataan penyakit secara realita


B. Demensia Vaskuler

Penyakit ini disebabkan adanya defisit kognitif yang sama dengan Alzheimer tetapi terdapat gejala-gejala / tanda-tanda neurologis fokal seperti :
• Peningkatan reflek tendon dalam,
• Respontar eksensor,
• Palsi pseudobulbar,
• Kelainan gaya berjalan,
• Kelemahan anggota gerak.

Demensia vaskuler merupakan demensia kedua yang paling sering pada lansia, sehingga perlu dibedakan dengan demensi Alzheimer.

Pencegahan pada demensia ini dapat dilakukan dengan menurunkan faktor resiko misalnya ; hipertensi, DM, merokok, aritmia. Demensia dapat ditegakkan juga dengan MRI dan aliran darah sentral.

Pedoman diagnostik penyakit demensia vaskuler :
• Terdapat gejala demensia
• Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata
• Onset mendadak dengan adanya gejala neurologis fokal

C. Demensia Pick
Penyakit Pick disebabkan penurunan fungsi mental dan perilaku yang terjadi secara progresif dan lambat. Kelainan terdapat pada kortikal fokal pada lobus frontalis. Penyakit ini juga sulit dibedakan dengan Alzheimer hanya bisa dengan otopsi, dimana otak menunjukkan inklusi intraneunoral yang disebut “badan Pick” yang dibedakan dari serabut neurofibrilaris pada Alzheimer.

Pedoman diagnostik penyakit demensia penyakit Pick
• Adanya gejala demensia yang progresif.
• Gambaran neuropatologis berupa atrofi selektif dari lobus frontalis yang menonjol disertai euforia, emosi tumpul, dan perilaku sosial yang kasar, disinhibisi, apatis, gelisah.
• Manifestasi gangguan perilaku pada umumnya mendahului gangguan daya ingat.

D. Demensia Penyakit Creutzfeldt – Jacob
Penyakit ini disebabkan oleh degeneratif difus yang mengenai sistim piramidalis dan ekstrapiramidal. Pada penyakit ini tidak berhubungan dengan proses ketuaan. Gejala terminal adalah :
• Demensia parah.
• Hipertonisitas menyeluruh.
• Gangguan bicara yang berat.

Penyakit ini dsiebabkan oleh virus infeksius yang tumbuh lambat. (misal transplantasi kornea). Trias yang sangat mengarah pada diagnosis penyakit ini :
• Demensia yang progresif merusak.
• Penyakit piramidal dan ekstrapiramidal dengan mioklonus.
• Elektroensephalogram yang khas.


E. Demensia karena Penyakit Huntington

Demensia ini disebabkan penyakit herediter yang disertai dengan degenoivasi progresif pada ganglia basalis dan kortex serebral. Transmisi terdapat pada gen autosomal dominan fragmen G8 dari kromosom 4. Onset terjadi pada usia 35 – 50 tahun.
Gejalanya :
• Demensia progresif.
• Hipertonisitas mascular.
• Gerakan koreiform yang aneh.

F. Demensia karena Hidrosefalus Tekanan Normal
Pada demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan meningkatnya cairan serebrospinalis, hal ini menyebabkan adanya :
• Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret).
• Inkontinensia urin.
• Demensia.


G. Demensia karena Penyakit Parkinson

Demensia ini disebabkan adanya penyakit parkinson yang menyertai dengan gejala :
• Disfungsi motorik.
• Gangguan kognitif / demensia bagian dari gangguan.
• Lobus frontalis dan defisit daya ingat.
• Depresi.

Terapi :
• Neurotransmiter dopaminergik (L-Dopa).
• Amantadine (symnetral R).
• Bromocriptine (Parlodel R).

Membedakan Delirium Dengan Demensia
Delirium
Terjadi secara tiba-tiba
Berlangsung selama beberapa minggu
Berhubungan dengan pemakaian obat atau gejala putus obat, penyakit berat, kelainan metabolisme
Hampir selalu memburuk di malam hari
Tidak mampu memusatkan perhatian
Kesiagaan berfluktuasi dari letargi menjadi agitasi
Orientasi terhadap lingkungan bervariasi
Bahasanya lambat, seringkali tidak dapat dimengerti & tidak tepat
Ingatannya bercampur baur, linglung
Demensia
Terjadi secara perlahan
Bisa menetap
Bisa tanpa penyakit
Sering bertambah buruk di malam hari
Perhatiannya 'mengembara'
Kesiagaan seringkali berkurang
Orientasi terhadap lingkungan terganggu
Kadang mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yg tepat


DIAGNOSA

Diagnosis demensia ditegakkan berdasarkan penilaian menyeluruh, dengan memperhatikan usia penderita, riwayat keluarga, awal dan perkembangan gejala serta adanya penyakit lain (misalnya tekanan darah tinggi atau kencing manis).

Dilakukan pemeriksaan kimia darah standar.
Pemeriksaan CT scan dan MRI dimaksudkan untuk menentukan adanya tumor, hidrosefalus atau stroke.

Jika pada seorang lanjut usia terjadi kemunduran ingatan yang terjadi secara bertahap, maka diduga penyebabnya adalah penyakit Alzheimer.
Diagnosis penyakit Alzheimer terbukti hanya jika dilakukan otopsi terhadap otak, yang menunjukkan banyaknya sel saraf yang hilang. Sel yang tersisa tampak semrawut dan di seluruh jaringan otak tersebar plak yang terdiri dari amiloid (sejenis protein abnormal).
Metode diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini adalah pemeriksaan pungsi lumbal dan PET (positron emission tomography), yang merupakan pemerisaan skening otak khusus.


PENGOBATAN

Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan.
Obat takrin membantu penderita dengan penyakit Alzheimer, tetapi menyebabkan efek samping yang serius.

Takrin telah digantikan oleh donepezil, yang menyebabkan lebih sedikit efek samping dan memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer selama 1 tahun atau lebih.
Ibuprofen juga bisa memperlambat perjalanan penyakit ini.
Obat ini paling baik jika diberikan pada stadium dini.

Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.

Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi.

Jika didiagnosis secara dini, maka demensia karena hidrosefalus bertekanan normal kadang dapat diatasi dengan membuang cairan yang berlebihan di dalam otak melalui selang drainase (shunting).

Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikosa (misalnya tioridazin dan haloperidol). Tetapi obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping yang serius.
Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang mengalami halusinasi atau paranoia.

Membantu penderita demensia dan keluarganya:
1. Mempertahankan lingkungan yang familiar akan membantu penderita tetap memiliki orientasi. Kalender yang besar, cahaya yang terang, jam dinding dengan angka-angka yang besar atau radio juga bisa membantu penderita tetap memiliki orientasi.
2. Menyembunyikan kunci mobil dan memasang detektor pada pintu bisa membantu mencegah terjadinya kecelekaan pada penderita yang senang berjalan-jalan.
3. Menjalani kegiatan mandi, makan, tidur dan aktivitas lainnya secara rutin, bisa memberikan rasa keteraturan kepada penderita.
4. Memarahi atau menghukum penderita tidak akan membantu, bahkan akan memperburuk keadaan.
5. Meminta bantuan organisasi yang memberikan pelayanan sosial dan perawatan, akan sangat membantu.


PROGNOSIS

Perkembangan demensia pada setiap orang berbeda.
Demensia karena AIDS biasanya dimulai secara samar tetapi berkembang terus selama beberapa bulan atau tahun.
Sedangkan demensia karena penyakit Ceutzfeldt-Jakob biasanya menyebabkan demensia hebat dan seringkali terjadi kematian dalam waktu 1 tahun.

Pada sebagian besar demensia stadium lanjut, terjadi penurunan fungsi otak yang hampir menyeluruh.
Penderita menjadi lebih menarik dirinya dan tidak mampu mengendalikan perilakunya. Suasana hatinya sering berubah-ubah dan senang berjalan-jalan (berkelana).
Pada akhirnya penderita tidak mampu mengikuti suatu percakapan dan bisa kehilangan kemampuan berbicara.


PENCEGAHAN

Meskipun penelitian masih berlangsung, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau menunda terjadinya demensia.
1. Jagalah agar pikiran Anda aktif. Kegiatan merangsang secara mental dapat meningkatkan kemampuan Anda untuk menangani atau mengkompensasi perubahan yang berhubungan dengan demensia. Ini mencakup hal-hal seperti teka-teki dan permainan kata, belajar bahasa, bermain alat musik, membaca, menulis, melukis atau menggambar. Tidak hanya kegiatan ini dapat menunda mulainya dementia, tetapi juga dapat membantu menurunkan efek - semaikn sering aktivitas, semakin memberi efek menguntungkan.
2. Jadilah aktif secara fisik dan sosial. Fisik dan kegiatan sosial dapat menunda mulainya dementia dan juga mengurangi gejala. Semakin sering aktivitas, semakin signifikan efeknya. Contoh aktivitas fisik berjalan kaki, berenang dan menari. Kegiatan sosial meliputi perjalanan, menonton teater dan pameran seni, dan bermain kartu atau permainan.
3. Turunkan kadar homosistein Anda. Penelitian awal menunjukkan bahwa tiga dosis tinggi vitamin B - asam folat, B-6 dan B-12 - membantu menurunkan kadar homosistein dan berguna untuk memperlambat perkembangan penyakit Alzheimer.
4. Turunkan kadar kolesterol Anda. Endapan yang terjadi dalam otak orang-orang dengan kolesterol tinggi merupakan salah satu penyebab demensia vaskular. Jadi, menurunkan kadar kolesterol Anda dapat membantu mencegah kondisi ini. Statin obat-obatan, yang membantu menurunkan kadar kolesterol, juga dapat membantu menurunkan risiko berkembangnya demensia.
5. Kendalikan diabetes. Mengontrol diabetes dapat mengurangi resiko terkena penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.
6. Menurunkan tekanan darah Anda. Menjaga tekanan darah pada tingkat normal dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.
7. Kejarlah pendidikan. Orang-orang yang telah menghabiskan lebih banyak waktu di pendidikan formal tampaknya memiliki insiden lebih rendah dari penurunan mental, bahkan ketika mereka memiliki kelainan otak. Para peneliti berpendapat bahwa pendidikan dapat membantu Anda mengembangkan jaringan sel saraf otak yang kuat yang mengkompensasi kerusakan sel saraf yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer.
8. Pertahankan pola makan yang sehat. Diet yang sehat adalah penting karena berbagai alasan, tetapi studi menunjukkan bahwa makanan yang kaya buah-buahan, sayuran dan omega-3 asam lemak, umumnya ditemukan di ikan dan kacang-kacangan tertentu, dapat memiliki efek perlindungan dan menurunkan resiko terkena demensia.
9. Dapatkan vaksinasi. Mereka yang menerima vaksinasi untuk influenza, tetanus, difteri dan polio tampaknya secara signifikan mengurangi risiko penyakit Alzheimer, jadi tetap jalani vaksinasi Anda dapat memiliki efek perlindungan terhadap berkembangnya demensia.

TUMBUH KEMBANG REMAJA

TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA AWAL (TMK 1)
Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak dengan dewasa, dimana pada masa itu terjadi perubahan biologis, intelektual, psikososial dan ekonomi. Selama periode ini, individu mengalami kematangan fisik dan seksual, peningkatan kemampuan dan mampu membuat keputusan edukasi dan okupasi.

Remaja dapat dibagi menjadi tiga sub fase yaitu :
1. Early adolescent (11 – 14 th)
2. Middle adolescent (15 – 17 th)
3. Late adolescent (18 – 20)

Peristiwa yang paling penting pada usia remaja adalah pubertas, karena pubertas muncul dan berkembang pada rentang usia kronologis yang lebar dan berbeda menurut jenis kelaminnya. Sangat sulit untuk membuat kategori pubertas secara kronologis karena itu untuk mendapat pola individu yang konsisten digunakan istilah tingkat perkembangan pubertas tanpa melihat usia. Tingkat perkembangan pubertas dibagi dalam tingkat awal, menengah dan lanjut. Gambaran perkembangan remaja memperlihatkan hubungan yang lebih erat dengan tingkat perkembangan pubertas atau tingkat maturitas kelamin (TMK). Tabel TMK yang sering digunakan adalah tabel Tanner yaitu :


KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN ANAK PEREMPUAN

TMK Rambut Pubis
1 Praremaja
2 Jarang, berpigmen sedikit, lurus atas medial labia
3 Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah
4 Kasar, keriting, banyak tapi belum sebanyak dewasa
5 Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa tersebar sampai medial paha
TMK Buah Dada
1 Praremaja
2 Menonjol seperti bukit kecil, areola melebar
3 Mammae dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah
4 Areola dan papila membentuk bukit kedua
5 Matang, papila menonjol, areola sebagai bagian kontur buah dada


KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS KELAMIN ANAK LAKI-LAKI

TMK Rambut Pubis
1 Tidak ada
2 Sedikit, panjang, pigmen sedikit
3 Sedikit lebih gelap, mulai ikal
4 Seperti tipe dewasa tapi lebih sedikit, kasar, keriting
5 Seperti dewasa, menyebar sampai medial paha
TMK Penis
1 Praremaja
2 Sedikit membesar
3 Lebih panjang
4 Lebih besar, ukuran glands dan lebar penis bertambah
5 Ukuran dewasa
TMK Testis
1 Praremaja
2 Skrotum membesar, warna merah muda
3 Lebih besar
4 Lebis besar, skrotum lebih gelap
5 Ukuran dewasa

Masa remaja awal (TMK 2) pada anak perempuan biasanya antara usia 10 – 13 tahun berlangsung selama 6 bulan – 1 tahun. Pada anak laki-laki awal tumbuh usia 10,5 – 15 tahun yang berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja menengah (TMK 3 – 4) anak perempuan timbul pada usia 11 – 14 tahun berlangsung sampai 2 – 3 tahun. Pada anak laki-laki usia 12 – 15,5 tahun berlangsung antara 6 bulan – 2 tahun. Masa remaja lanjut (TMK 5) anak perempuan rata-rata usia 13 – 17 tahun dan anak laki-laki usia 14 – 16 tahun.


TUMBUH KEMBANG REMAJA(TMK 2)


Fisik
Tingkat awal pubertas TMK 2 disebabkan oleh peningkatan sekresi gonadotropin hipofisis dan hormon pertumbuhan. Terdapat bukti bahwa fenomena ini terjadi akibat penurunan kadar melatonin yang terjadi pada usia 7 tahun. Pada anak perempuan, bentuk payudara mulai tampak sedangkan pada 30 – 35 % anak laki-laki gejala ginekomastia sangat variabel dan tidak selalu berhubungan dengan tingkat maturasi pubertas tertentu. Perkembangan buah dada perempuan terjadi akibat rangsangan estrogen ovarium disekresi akibat respon terhadap FSH. Efek predominan FSH adalah merangsang pertumbuhan ovarium dan ini bermula satu tahun sebelum perkembangan payudara (TMK 2). Akibat lain estrogen ovarium menyebabkan penebalan mukosa vagina, peningkatan pigmentasi, vaskularisasi dan erotisasi labia mayora serta sedikit pembesaran klitoris dan uterus. Endometrium menebal dan mulai berdeferensiasi sedangkan miometrium mulai meningkatkan kandungan seluler aktomiosin, kretinin kinase dan adenosin triphosphat sebagai persiapan menstruasi dan proses kehamilan serta persalinan. Efek lain estrogen adalah peningkatan deposit glikogen dalam sel mukosa vagina yang akan memacu pertumbuhan bakteri doederlein yaitu sejenis bakteri pembentuk asam laktat yang mengubah lingkungan pH menjadi asam dan mempermudah pula kemungkinan infeksi jamur.

Masa TMK 2 pada anak laki-laki ditandai dengan pembesaran testis akibat pembesaran tubulus seminiferus serta bertambah banyaknya sel leydig dan sel sertoli. Perubahan akibat sekresi testosteron mempengaruhi pula perubahan lain seperti pembesaran epididemis vesikula seminalis dan prostat. Dinding skrotum akan menipis disertai oleh vaskularisasi. Keadaan ini menampakkan konfigurasi dewasa dengan bagian proksimal yang lebih sempit serta posisi testis kiri lebih rendah dari yang kanan. Tidak lama setelah periode ini maka penis pun mulai membesar. Ukuran lebar penis tetap lebih kurus dari panjangnya sampai pada masa pubertas lanjut ketika terjadi akselerasi pertumbuhan korpus kavernosus penis melebihi pertumbuhan uretra sehingga terlihat penis lebih besar seperti bentuk dewasa. Selain sekresi testosteron terjadi pula peningkatan konsentrasi androgen adrenal baik laki-laki maupun perempuan akan menimbulkan pertumbuhan rambut pubis dan ketiak. Konsistensi dan distribusi rambut pubis akan mengikuti pola tertentu sesuai dengan jenis kelamin dan secara berurutan menurut indeks pertumbuhan pubertas. Pada masa TMK 2 rambut kelamin lurus dan halus terlihat pada bagian tengah labia mayora pada perempuan dan sekitar basis penis pada laki-laki. Efek androgen lain adalah peningkatan ukuran dan sekresi folikel sebacea yang dapat menimbulkan timbulnya jerawat dan dianggap merupakan tanda karakteristik seks sekunder.

Selama masa pubertas laki-laki terjadi perubahan fungsional dan struktural yang dramatis. Ejakulasi terjadi bermula sebagai respon masturbasi timbul sekitar satu tahun setelah pertumbuhan testis, pada saat timbulnya rambut pubis. Gigi taring dan molar pertama tanggal pada awal remaja dan kemudian tumbuh gigi tetap. Pra molar dan molar tumbuh selama masa remaja. Terdapat kolaborasi yang erat antara waktu tumbuhnya molar kedua permanen dengan menarche.

Kognitif
Perkembangan kognitif sebagian besar biasanya diuraikan dalam hubungannya dengan usia kronologis karena itu kaitan antara tingkat perkembangan pubertas dan perkembangan kognitif belum jelas. Carey dalam study mengenai pengenalan wajah menimpulkan bahwa awal timbul pubertas pada anak perempuan mempunyai efek yang mengganggu proses kognitif sebaliknya Petterson yang mempergunakan cara kognisi yang berbeda tidak berhasil menemukan hipotesis tentang gangguan itu. Karena TMK 2 pada anak perempuan mencakup usia antara 10 – 13 tahun dan pada lelaki lebih lebar lagi antara umur 10, 5 – 14,5 tahun, maka menurut sekuens Piaget sebagian anak tersebuta anak masuk dalam kelompok tingkatan operasional konkrit dan sebagian lainnya dalam tingkatan operasional formal. Dalam tahap berpikir operasional formal, individu yang bersangkutan sudah mampu membangun hipotesis terlebih dahulu sebelum memulai suatu aksi, dapat berpikir abstrak, dapat melakukan beberapa tindakan secara serentak, dan dapat mengambil gambaran umum serta memperkirakan akibat suatu perbuatan atau peristiwa tanpa harus mengalami dahulu peristiwa itu.

Pada tahun-tahun sebelumnya teori Piaget mendominasi pemikiran tentang perkembangan kognitif, tetapi belakangan ini telah timbul tantangan terhadap deskripsi tahapan yang tegas dalam teori tersebut. Pendekatan yang dilakukan sekarang lebih menekankan kecenderungan terhadap perkembangan masa anak dan remaja dengan lebih banyak keterangan yang tumpang tindih dan bervariasi dibandingkan penjelasan sebelumnya.

Kecenderungan tersebut mencakup berbagai pokok sebagai berikut :
1. Kapasitas melakukan proses informasi. Remaja ternyata lebih superior dibandingkan dengan anak yang lebih muda dalam hal kapasitas proses informasi, tetapi belum diketahui apakah hal ini merupakan refleksi peningkatan struktural yang ada hubungannya dengan umur.
2. Pengetahuan domain spesifik. Semasa kecil mereka akan menimbun/menyimpan berbagai pengetahuan yang makin lama makin terorganisasi dalam berbagai bidang dengan domain spesifik, yang akan memungkinkan pemecahan masalah melalui proses memori yang tidak terdapat pada anak dengan umur lebih muda.
3. Kegiatan formal dan konkrit. Pandangan penganut teori Piaget lebih terlibat sebagai kecenderungan ketimbang tahapan khusus, seperti misalnya pendekatan seorang anak yang lebih muda dinilai sebagai lebih empiriko-deduktif dan pada remaja lebih hipotetiko-deduktif.
4. Berpikir kuantitatif. Remaja cenderung mendekati masalah dengan “lebih kuantitatif, berorientasi skala pengukuran” ketimbang anak yang lebih muda yang dikenal dengan “konsep pengukuran unit”.
5. Sentuhan rasa berkompetisi. Dengan meningkatnya umur, anak akan makin tertarik untuk menganggap bahwa berpikir merupakan suatu pertandingan kompetitif dan karenanya merasa tertantang.
6. Metakognisi. Konsep diuraikan sebagai berpikir tentang berpikir dan oleh Flavell dibagi lagi menjadi pengetahuan metakognitif dan pengalaman metakognitif.
Pengetahuan metakognitif diartikan sebagai akumulasi pengetahuan deklaratif dan prosedural tentang peristiwa kognitif, sedangkan pengalaman metakognitif adalah unit berbagai pengalaman tentang penemuan (eureka) atau sebaliknya sebagai suatu perasaan “hal ini tidak ada artinya buat saya”. Metakognitif berkembang secara bertahap antara masa anak dan remaja.
7. Peningkatan kemampuan yang ada. Pematangan kemampuan yang ada merupakan suatu proses berkelanjutan selama masa perkembangan. Perbedaan seks muncul pada masa awal remaja ; anak lelaki tampil lebih baik untuk kemampuan spasial dan matematik, sedangkan anak perempuan lebih menonjol dalam kemampuan verbal


Psikososial

Masa remaja awal harus mempunyai fungsi pada tiga bidang utama yaitu keluarga, kelompok sebaya dan sekolah. Pada setiap bidang ini terdapat kompleks berbagai determinan yang saling mempengaruhi agar dapat berfungsi dengan berhasil. Fungsi utama masa remaja awal adalah dimulainya kebebasan dari lingkungan keluarga dan pada masa inilah hubungan dalam keluarga mulai terlihat merenggang. Sering pula pada masa ini secara bersamaan terlihat tanda perkembangan pubertas berupa keinginan untuk keleluasaan pribadi, dan tidak jarang disertai keengganan yang makin nyata serta menjaga jarak keakraban fisis dari orang tua yang berbeda jenis kelamin dengan anak. Keinginan remaja yang tidak terucapkan pada orang tua untuk membuat batas tersebut sesuai dengan keinginan mereka untuk autonomi, dan hal ini sering menimbulkan konflik dengan orangtua yang bila tidak terselesaikan akan menimbulkan stress. Hasil akhirnya remaja cenderung untuk berpaling pada kelompok sebaya yang sejenis. Persahabatan pada masa remaja awal secara khas menumbuhkan kelompok yang sama jenis kelaminnya dengan kecenderungan lebih meningkatkan aktivitas bersama ketimbang interaksinya sendiri.

Fungsi lingkungan sekolah pada umur ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kesesuaian perkembangan seksual dengan anak sebaya ternyata sangat penting pengaruhnya. Dilaporkan bahwa anak laki-laki yang lebih lambat matang akan kurang baik penampilannya di sekolah dan tingkat pendidikan yang diharapkan akan lebih rendah dibandingkan dengan anak laki-laki sebaya yang lebih cepat matang. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa anak gadis di sekolah menengah yang lebih cepat matang mempunyai daya imajinasi dini yang buruk dan nilai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tingkat pematangannya lebih lambat atau dengan teman sebaya yang masih duduk di sekolah dasar. Dengan demikian jelas terlihat bahwa pada segi kognitif terdapat perbedaan jenis kelamin yang dapat mempengaruhi prestasi sekolah pada masa awal remaja.


TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA MENENGAH


Fisis

Masa remaja menengah, yang sesuai dengan TMK 3 dan 4, mencakup rentang umur kronologis antara 12 – 14 tahun bagi perempuan dan antara 12,5 – 15 tahun pada laki-laki. Pada masa ini terlihat adanya pertambahan pertumbuhan yang sangat mencolok, terjadi akselerasi pertumbuhan tinggi dan berat badan serta perkembangan karakteristik seks sekunder lebih lanjut. Masa ini merupakan puncak kurve kecepatan pertumbuhan berat badan, yang mengikuti puncak kurve kecepatan tinggi badan kira-kira 6 bulan sebelumnya. Pada masa inilah terjadi deposit besar jaringan lemak pada perempuan dan massa otot pada laki-laki. Selama periode pertumbuhan cepat pada masa remaja menengah ini, golongan perempuan mendapat pertambahan tinggi badan rata-rata 8 cm per tahun pada umur rata-rata 12 tahun, sedangkan laki-laki pada umur rata-rata 14 tahun mendapat penambahan tinggi badan rata-rata 10 cm per tahun.

Terlihat pola teratur proses perkembangan/kemajuan tulang kerangka dari distal menuju proksimal, dimulai dari perkembangan tulang kaki. Kira-kira 6 bulan kemudian akan diikuti perkembangan tungkai bawah, kemudian tungkai atas. Pola yang serupa terdapat pula pada perkembangan alat gerak atas, sehingga secara keseluruhan anak remaja terlihat ganjil karena bentuk tangan dan kaki yang besar dan tidak proporsional. Puncak akselerasi pertumbuhan panjang tungkai bawah akan diikuti oleh perkembangan lebar dada dan paha 4 bulan kemudian. Perpanjangan badan dan pembesaran diameter anteroposterior dada merupakan manifestasi terakhir pertumbuhan cepat pada pubertas. Selain terdapat perbedaan seks pada pertumbuhan jaringan lemak masa remaja menengah, terdapat pula perbedaan pola pertumbuhan kerangka menurut jenis kelamin. Lebar biakromial terbesar pada laki-laki ditentukan oleh androgen, sedangkan estrogen menentukan lebar diameter bitrochanter yang akan memebri bentuk kontur perempuan dewasa.

Pada masa remaja menengah terjadi pula perkembangan karakteristik seks sekunder perempuan berupa pembesaran payudara dan areola, dan pada masa TMK 4 lebih kurang 75% anak gadis akan memiliki batas areola dan payudara yang lebih tegas sebagai akibat pembesaran areola. Rambut kelamin menjadi lebih gelap, kasar, ikal dan lebih menyebar ke arah proksimal dan lateral menutupi mons pubis. Pada lelaki terlihat penis lebih panjang dan lebar, testis lebih besar, dan skrotum lebih berpigmen. Peristiwa yang paling dinamik adalah timbulnya menarche pada anak perempuan yang rata-rata terjadi pada umur 12,5 tahun (pada kultur barat). Menars dapat terjadi pada setiap tahap pubertas : 10% padaTMK 2, 20% pada TMK 3, 60% pada TMK 4, dan 10% pada TMK 5. Tetapi sebagian besar anak gadis terlihat matur pada masa remaja menengah. Peristiwa menarche sangat erat hubungannya dengan masa puncak kurve kecepatan penambahan tinggi badan. Masa ini ditentukan oleh berbagai faktor, tetapi yang terpenting adalah faktor genetik. Sangat erat hubungan antara umur menarche ibu dengan putrinya, dan lebih erat lagi antar umur menarche perempuan bersaudara. Faktor lain yang berperan penting adalah status gizi, gadis gemuk akan mendapat menarche lebih awal daripada yang kurus. Semua penyakit kronik yang menggangu status gizi atau oksigenasi jaringan akan memperlambat pola maturasi pubertas, terutama waktu menarche.

Yang lebih bervariasi lagi adalah waktu timbulnya pertumbuhan rambut sirkum anal, dengan kecenderungan rambut aksila dan wajah akan timbul lebih lambat, yaitu setelah rambut pubis mencapai TMK 4. Rambut wajah anak laki-laki timbul mula-mula di daerah sudut bibir atas yang kemudian akan menyebar ke arah medial. Seiring dengan pertumbuhan rambut aksila akan muncul pula bau badan akibat stimulasi androgen pada kelenjar keringat apokrin, dan hal ini sering menimbulkan kesadaran bahwa pada anak tersebut bahwa ia telah mulai dewasa. Sering pula terjadi ginekomastia anak laki-laki pada masa remaja menengah ini; dapat bi- atau unilateral, yang dapat menetap sampai 18 bulan. Walaupun sering terjadi dan tidak spesifik hal ini dapat sangat meresahkan.

Kognitif
Kecenderungan perkembangan kognitif seperti telah diuraikan pada pembahasan terdahulu masih terus berlangsung.


Psikososial

Hubungan antara remaja dengan keluarga, sekolah dan kelompok sebaya pada tahap ini masih tetap serupa dengan tahap sebelumnya. Sekolah dan kelompok sebaya mendapat porsi lebih penting, dan perbedaan seks pada kelompk sebaya tampak lebih jelas. Tujuan perkembangan selama masa remaja bagi anak laki-laki lebih diwarnai keinginan untuk memperoleh penerimaan dan kebebasan yang akan lebih mudah dicapai dalam suatu kelompok, sedangkan bagi anak perempuan untuk menumbuhkan kemampuan interpersonal dan cinta. Kesetiaan, keterlibatan, dan keakraban tentang suatu informasi lebih berharga bagi lingkungan anak perempuan daripada anak laki-laki.

Selama masa remaja menengah, kelompok sosial dapat meluas sampai mengikutsertakan anggota yang berbeda jenis kelaminnya dan proses pacaran pun dapat mulai terjadi. Proses pacaran dapat berkembang dalam berbagai tahap : tahap pertama biasanya dilakukan tanpa kontak fisik, tahap kedua berciuman dan meraba buah dada yang masih tertutup pakaian, tahap ketiga meraba buah dada telanjang atau kemaluan, tahap keempat melakukan hubungan seksual dengan mitra tunggal, dan tahap kelima melakukan hubungan seksual dengan mitra multipel. Walaupun terdapat sangat banyak variasi berbagai jenis kelompok remaja, tampaknya sebagian besar remaja pada masa ini tidak sampai melakukan pacaran tahap keempat. Dan bagi mereka yang melakukannya maka resiko untuk kehamilan yang tidak diinginkan atau penyakit kelamin cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan penerangan dan penyuluhan untuk mencegah hal tersebut.

Selama masa remaja menengah harus sering dilakukan tindakan untuk pendidikan dan latihan kerja. Seperti telah diterangkan hubungan dengan kelompok sebaya yang seiring dengan maturasi fisis dapat mempengaruhi prestasi di sekolah. Efek fisis perkembangan pubertas sering menyatu dengan imajinasi diri seseorang, dan tidak jarang disertai dengan akibat yang mendalam. Peningkatan aktivitas pada perkembangan maturitas dapat dirasakan negatif oleh seorang gadis sampai mungkin memuncak menjadi anoreksia nervosa. Perkembangan buah dada yang tidak simetrik akan menimbulkan perasaan sebagai abnormal. Imajinasi diri yang keliru seperti itu merupakan masalah yang sering terjadi terutama pada anak perempuan dan para penderita penyakit kronik. Perkembangan imajinasi diri ini melibatkan pula berbagai pengalaman coba-coba atau eksperimen dalam lingkup sosial yang berbeda. Menurut kategori Erikson tentang krisis kehidupan, maka tahap ini merupakan penentuan jati diri atau perkembangan identitas. Pada masa itu pula identitas seksual akan lebih mengental dan akan terjadi perkembangan rasa seksual yang adekuat.

TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA LANJUT


Fisis

Pada masa ini proporsi dan ukuran tubuh sudah menyerupai ukuran dewasa muda. Hanya terjadi sedikit peningkatan pertumbuhan linear setelah melewati masa pertumbuhan cepat remaja menengah. Sisa epifisis seperti pada femur, humerus dan sterno kalvikula akan menutup paling lambat pada masa awal umur dupuluhan. Perkembangan karakteristik seks sekunder menjadi tuntas dengan pertumbuhan rambut kelamin yang menyebar sampai bagian medial paha pada laki-laki dan perempuan, penampilan alat kelamin dewasa dan kapasitas reproduktif penuh pada laki-laki, serta penampilan buah dada dewasa pada perempuan. Rambut wajah laki-laki tumbuh sampai daerah dagu, dan bulu dada akan muncul sebagai bagian terakhir pertumbuhan rambut tubuh. Suara berat dan dalam akan muncul lengkap akibat pengaruh testosteron merangsang pertumbuhan tulang rawan tiroid dan krikoid, serta otot larings. Pada perempuan, uterus akan mencapai bentuk dewasa dengan fundus yang besar dan serviks yang lebih kecil.

Psikososial
Pada periode ini seringkali masalah penentuan karir sudah harus dihadapi dengan berat, bahkan kadangkala sudah harus ditentukan. Perasaan ingin memberontak yang sering muncul pada periode sebelumnya secara bertahap akan berubah kembali menjadi pendekatan pada keluarga, tetapi dengan sikap yang sudah berbeda dari sebelumnya. Walaupun masih sering berpikir moralistis dan absolut, remaja pada tahap ini sudah mampu berdialog dengan orangtua. Mulai timbul pula kemampuan untuk terlibat dalam hubungan interpersonal yang empatik; seringkali hubungan seksual sebelumnya yang eksploitatif dan narsistik akan berubah.

Menurut skema Erikson, krisis psikososial pada masa remaja sebelumnya adalah pada masalah identitas, sedangkan pada masa remaja lanjut adalah pada kebutuhan untuk mengembangkan kapasitas keintiman.



MASALAH TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA


Masalah yang sering ditemukan pada usia remaja adalah :
1. Akne atau jerawat, yang dapat menimbulkan gangguan emosional
2. Miopia, biasanya mulai timbul pada usia remaja
3. Kelainan ortopedik berupa kiposis atau skoliosis
4. Penyakit infeksi, misalnya tuberkulosis yang sering dijumpai akibat daya tahan usia remaja yang menurun
5. Defisiensi besi, terutama pada remaja perempuan dengan datangnya haid dan kurangnya masukan besi
6. Obesitas, biasanya terjadi pada golongan remaja tertentu karena kebiasaan makan yang kurang baik
7. Keadaan lain sebagai akibat gangguan emosional atau kenakalan remaja, yang umumnya terdapat pada remaja laki-laki, seperti kelainan ortopedik karena kecelakaan, gangguan kejiwaan karena minum dan ketergantungan narkotika, upaya bunuh diri, dan masalah psikososial lainnya

Pada masa remaja ketegangan emosional yang bertambah dan dorongan kebutuhan biologis harus disesuaikan dengan keinginan dan harapan masyarakat atau lingkungan. Tuntutan masyarakat terhadap golongan remaja ini sudah pasti akan berlainan dengan yang diharapkan dari anak pada masa tumbuh-kembang sebelumnya.

Tahap berikutnya dalam perkembangan psikososial mencakup kemampuan bergaul dengan orang lain, disamping dengan orangtua sendiri untu menghindari rasa terpencil dalam menghadapi tantangan pada berbagai kegiatan fisis seperti dalam bidang olahraga, jalinan persahabatan atau pengalaman seksual. Salah satu aspek peningkatan keakraban adalah adanya keinginan berbagi rasa dan bertenggang rasa yang merupakan inti untuk timbulnya empati. Tahap perkembangan selanjutnya adalah adanya keterikatan dengan orang lain, seperti dalam hal percintaan, pacaran, perkawinan, dan hal lain yang menuntut adanya suatu tanggung jawab.


DAFTAR PUSTAKA

Markum, H.A. , Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991

Muscari, Mary.E, Pediatric Nursing, Second Edition, Lippincoltt’s Review Series, Philadelphia, 1991

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, Edisi I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995

Selasa, 01 Juni 2010

KAIDAH DASAR BIOETIK

Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan prima facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika), juga prima facie dalam penerapan praktiknya secara skematis dalam gambar berikut :

a. Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan.

• Pandangan Kant : otonomi kehendak = otonomi moral yakni : kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari manusia.
• Pandangan J. Stuart Mill : otonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.
• Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri = otonom (sebagai mahluk bermartabat).
• Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi.
• Kaidah ikutannya ialah : Tell the truth, hormatilah hak privasi liyan, lindungi informasi konfidensial, mintalah consent untuk intervensi diri pasien; bila ditanya, bantulah membuat keputusan penting.
• Erat terkait dengan doktrin informed-consent, kompetensi (termasuk untuk kepentingan peradilan), penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak tak laik-bayang (foreseen effects), letting die.

b. Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient welfare). Pengertian ”berbuat baik” diartikan bersikap ramah atau menolong, lebih dari sekedar memenuhi kewajiban.

Tindakan berbuat baik (beneficence)
• General beneficence :
o melindungi & mempertahankan hak yang lain
o mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
o menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
• Specific beneficence :
o menolong orang cacat,
o menyelamatkan orang dari bahaya.
• Mengutamakan kepentingan pasien
• Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain
• Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk)
• Menjamin nilai pokok : “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” (apalagi ada yg hidup).

c. Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya.

Pernyataan kuno: first, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.
• Sisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti :
• Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien
• Minimalisasi akibat buruk
• Kewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal :
- Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting
- Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
- Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal).
• Norma tunggal, isinya larangan.

d. Keadilan (justice). Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.Tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.
• Treat similar cases in a similar way = justice within morality.
• Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni :
a. Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan/membahagiakannya)
b. Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien).
Tujuan : Menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai mahluk berakal budi (bermartabat), khususnya : yang-hak dan yang-baik

• Jenis keadilan :
a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)
b. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada :
• Setiap orang andil yang sama
• Setiap orang sesuai dengan kebutuhannya
• Setiap orang sesuai upayanya.
• Setiap orang sesuai kontribusinya
• Setiap orang sesuai jasanya
• Setiap orang sesuai bursa pasar bebas
c. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama :
• Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekankan efisiensi social dan memaksimalkan nikmat/keuntungan bagi pasien.
• Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social – ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil).
• Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu
• Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (sering menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).
d. Hukum (umum) :
• Tukar menukar : kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak kepada yang berhak.
• pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum.

Prima Facie : dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-”absah” sesuai konteksnya berdasarkan data atau situasi konkrit terabsah (dalam bahasa fiqh ’ilat yang sesuai). Inilah yang disebut pemilihan berdasarkan asas prima facie.

Norma dalam etika kedokteran (EK) :
• Merupakan norma moral yang hirarkinya lebih tinggi dari norma hukum dan norma sopan santun (pergaulan)
• Fakta fundamental hidup bersusila :
Etika mewajibkan dokter secara mutlak, namun sekaligus tidak memaksa. Jadi dokter tetap bebas,. Bisa menaati atau masa bodoh. Bila melanggar : insan kamil (kesadaran moral = suara hati)nya akan menegur sehingga timbul rasa bersalah, menyesal, tidak tenang.

Sifat Etika Kedokteran :
1. Etika khusus (tidak sepenuhnya sama dengan etika umum)
2. Etika sosial (kewajiban terhadap manusia lain / pasien).
3. Etika individual (kewajiban terhadap diri sendiri = selfimposed, zelfoplegging)
4. Etika normatif (mengacu ke deontologis, kewajiban ke arah norma-norma yang seringkali mendasar dan mengandung 4 sisi kewajiban = gesinnung yakni diri sendiri, umum, teman sejawat dan pasien/klien & masyarakat khusus lainnya)
5. Etika profesi (biasa):
• bagian etika sosial tentang kewajiban & tanggungjawab profesi
• bagian etika khusus yang mempertanyakan nilai-nilai, norma-norma/kewajiban-kewajiban dan keutamaan-keutamaan moral
• Sebagian isinya dilindungi hukum, misal hak kebebasan untuk menyimpan rahasia pasien/rahasia jabatan (verschoningsrecht)
• Hanya bisa dirumuskan berdasarkan pengetahuan & pengalaman profesi kedokteran.
• Untuk menjawab masalah yang dihadapi (bukan etika apriori); karena telah berabad-abad, yang-baik & yang-buruk tadi dituangkan dalam kode etik (sebagai kumpulan norma atau moralitas profesi)
• Isi : 2 norma pokok :
• sikap bertanggungjawab atas hasil pekerjaan dan dampak praktek profesi bagi orang lain;
• bersikap adil dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM).
6. Etika profesi luhur/mulia :
Isi : 2 norma etika profesi biasa ditambah dengan :
• Bebas pamrih (kepentingan pribadi dokter < style="">
• Ada idealisme : tekad untuk mempertahankan cita-cita luhur/etos profesi = l’esprit de corpse pour officium nobile
7. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh teknologisasi dan komersialisasi dunia kedokteran.

DAFTAR PUSTAKA:
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIA 2006
Agus Purwadianto, Segi Kontekstual Pemilihan Prima Facie Kasus Dilemma Etik dan Penyelesaian Kasus Konkrit Etik, dalam bahan bacaan Program Non Gelar Blok II FKUI Juni 2007
Professor Omar Hasan Kasule; September 2007; Filosofi Dalam Etika Kedokteran : Studi Banding Antara Sudut Pandang Islam dan Barat (Eropa); Seminar dan Lokakarya Implementasi Nilai-nilai Islam di dalam Pendidikan Kedokteran di Indonesia 8 – 9 September 2007
Agus Purwadianto, Segi Kontekstual Pemilihan Prima Facie Kasus Dilemma Etik dan Penyelesaian Kasus Konkrit Etik, dalam bahan bacaan Program Non Gelar Blok II FKUI Juni 2007

Post by : yusufalamromadhon.blogspot.com

Kaidah Dasar Bioetika / Etika Kedokteran dalam Islam

Kaidah Dasar Bioetika / Etika Kedokteran dalam Islam

1. Kaidah Niatan
Prinsip ini meminta dokter untuk berkonsultasi dengan hati nuraninya. Terdapat banyak masalah mengenai prosedur dan keputusan medis yang tidak diketahui oleh orang awam. Seorang dokter dapat saja melakukan suatu prosedur dengan alasan yang mungkin masuk akal dari sudut pandang luar, namun sesungguhnya memiliki niatan yang berbeda namun tersembunyi. Contoh praktisnya; penggunaan morfin sebagai penghilang rasa sakit pada perawatan kondisi terminal namun niat yang sesungguhnya adalah agar terjadi depresi pernafasan yang akan menyebabkan kematian.

2. Kaidah Kepastian (Qoidah al yaqiin)
Tidak ada yang benar-benar pasti (yaqiin) dalam ilmu kedokteran, artinya tingkat kepastian (yaqiin) dalam ilmu kedokteran tidak mencapai standar yaqiin yang diminta oleh hukum. Meskipun demikian diharapkan dokter dalam mengambil keputusan medis, mengambil keputusan dengan tingkat probabilitas terbaik dari yang ada. Termasuk pula dalam hal diagnosis, perawatan medis didasarkan dari diagnosis yang paling mungkin.

3. Kaidah Kerugian (Qoidah al dharar)
a. Intervensi medis untuk menghilangkan al dharar (luka, kerugian, kehilangan hari-hari sehat) pada pasien.
b. Tidak boleh menghilangkan al dharar dengan al dharar yang sebanding (al dharar la yuzaal bi mitslihi)
c. Keseimbangan antara kerugian vs keuntungan. Pada situasi dimana intervensi medis yang diusulkan memiliki efek samping, kita mengikuti prinsip bahwa pencegahan penyakit memiliki prioritas yang lebih tinggi ketimbang keuntungan dengan nilai yang sama, dari’an mafasid awla min jalbi al mashaalih. Jika keuntungan memiliki kepentingan yang jauh lebih tinggi daripada kerugian, maka mendapatkan keuntungan memiliki prioritas yang lebih tinggi.
d. Keseimbangan antara yang dilarang vs diperbolehkan. Dokter kadang dihadapkan dengan intervensi medis yang memiliki efek yang dilarang namun juga memiliki efek yang diperbolehkan. Petunjuk hukum adalah bahwa yang dilarang memiliki prioritas lebih tinggi untuk dikenali jika keduanya muncul bersamaan dan sebuah keputusan harus diambil, idza ijtima’a al halaal wa al haram ghalaba al haraam al halaal.
e. Pilihan antara 2 keburukan. Jika dihadapkan dengan 2 situasi medis dimana keduanya akan menyebabkan kerugian dan tidak ada pilihan selain memilih salah satu dari keduanya, yang kurang merugikan dilakukan, ikhtiyaar ahwan al syarrain. Suatu hal yang merugikan dilakukan untuk mencegah munculnya kerugian yang lebih besar, al dharar al asyadd yuzaalu bi al dharar al akhaff. Dengan cara yang sama, intervensi medis yang memiliki kepentingan umum diutamakan di atas kepentingan individu, al mashlahat al aamah muqoddamat ala al mashlahat al khassat. Individu mungkin harus mendapatkan kerugian untuk melindungi kepentingan umum, yatahammalu al dharar al khaas il dafiu al dharar al aam. Untuk melawan penyakit menular, pemerintah tidak boleh melanggar / menghilangkan hak-hak umum kecuali ada keuntungan umum yang bisa didapatkan, al tasarruf ala al raiuyat manuutu bi al mashlahat.


4. Kaidah Kesulitan / Kesukaran (Qoidah al Masyaqqat)

a. Kebutuhan melegalisir yang dilarang. Dalam kondisi yang menyebabkan gangguan serius pada kesehatan fisik dan mental, jika tidak segera disembuhkan, maka kondisi tersebut memberikan keringanan dalam mematuhi dan melaksanakan peraturan dan kewajiban syari’ah.
b. Batas-batas prinsip kesulitan: dalam melanggar syari’ah tersebut tidak melewati batas-batas yang diperlukan (secukupnya saja).
c. Aplikasi sementara dari prinsip kesulitan. Adanya suatu kesulitan, tidak menghilangkan secara permanen hak-hak pasien yang harus direkompensasi dan dikembalikan pada keadaan semula seiring dengan waktu; kesulitan melegalisir sementara dari tindakan medis yang melanggar, dan berakhir setelah kondisi yang menyulitkan tadi berakhir. Dengan kata lain, jika hambatan telah dilewati, tindakan medis yang dilarang kembali menjadi terlarang.

5. Kaidah Kebiasaan (Qoidah al urf)
Dalam prinsip ini, standar yang diterima secara umum untuk perawatan klinis dianggap diperkuat oleh syar’ah.

Professor Omar Hasan Kasule; Aplikasi Nilai-nilai Islam pada Pengajaran Klinis; dipresentasikan di Seminar dan Lokakarya Implementasi Nilai-nilai Islam di dalam Pendidikan Kedokteran di Indonesia FKUNISMA 8 – 9 September 2007
Diposkan oleh Yusuf Alam Romadhon di 11:23 PM