Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.
Pengertian
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.
Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.
Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi
1. Alamiah.
2. Efektif bila dilakukan dengan benar.
3. Tidak mengganggu produksi ASI.
4. Tidak ada efek samping.
5. Tidak membutuhkan biaya.
6. Tidak memerlukan persiapan khusus.
7. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
8. Dapat digunakan setiap waktu.
Manfaat non kontrasepsi
1. Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
2. Menanamkan sifat saling pengertian.
3. Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
1. Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
2. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
3. Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
4. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
5. Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.
Penilaian Klien
Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis.
Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah:
Coitus Interuptus Sesuai untuk:
- Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik.
- Pasangan yang tidak mau metode kontrasepsi lain.
- Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana.
- Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera.
- Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain.
- Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.
- Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
- Menyukai senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.
Coitus Interuptus Tidak sesuai untuk:
- Suami dengan ejakulasi dini.
- Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra orgasmik.
- Suami dengan kelainan fisik/psikologis.
- Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
- Pasangan yang tidak komunikatif.
- Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
Cara Coitus Interuptus
1. Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
2. Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3. Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
5. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
6. Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.
Referensi
Delvin, D. 2008. Coitus Interruptus (Withdrawal Methods).
americanpregnancy.org/preventingpregnancy/withdrawal.html diunduh 11 Maret 2010, 3:09 PM.
netdoctor.co.uk/sex_relationships/facts/coitusinterruptus.htm diunduh 11 Maret 2010, 3:08 PM.
plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/withdrawal-pull-out-method-4218.htm diunduh 11 Maret 2010, 3:11 PM.
reproline.jhu.edu/english/1fp/1methods/1withdr/index.htm diunduh 12 Maret 2010, 9:47 AM.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 15- MK 16).
Senin, 03 Mei 2010
COITUS INTERUPTUS
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar